oleh : Wandi Wartoyo
Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya yang mengupas tentang masalah peluang berbisnis kayu Jabon dan sengon.
sebagai manusia, kita selalu diwajibkan untuk berusaha dan berdoa dalam
upaya mendapatkan rezeki dari Tuhan. Kedua hal tersebut harus berjalan
beriringan, guna menghindarkan manusia dari sifat serakah yang pada
nantinya akan menghilangkan akal sehat manusia dalam perhitungan meraih
rejekinya.
Seperti dalam perhitungan bisnis kayu Jabon dan sengon
ini. Ada sebagian kalangan yang memiliki ambisi demikian besar dalam
meraup keuntungan. Akibatnya mereka melakukan berbagai macam cara guna
meraih laba sebanyak mungkin. Seperti memberikan perhitungan keuntungan
di luar kewajaran kepada calon investor kayu Jabon.
Hal ini dilakukan oleh sebagian pedagang bibit kayu jabon
nakal, yang mencoba memberikan mimpi kepada pembelinya. Salah satunya
dengan menyampaikan gambaran keuntungan mencapai angka milyaran rupiah
dari bisnis kayu jabon
ini. bagi mereka yang serakah, adanya gambaran keuntungan ini tentu
akan disikapi dengan sikap irasional. Namun, bagi mereka yang melibatkan
Tuhan dalam proses pencarian rejeki, tentu akan menyikapi kondisi ini
dengan sabar dan mengedepankan rasio akal sehat.
Bagi mereka yang mengedapankan kerakusan dalam berbisnis kayu Jabon ataupun sengon,
asumsi keuntungan mencapai milyaran rupiah ini diperoleh dengan cara
yang tidak sehat. Seperti dengan menyarankan pengurangan jarak kerapatan
antar pohon hingga mencapai 1×1 m. Bahkan, ada sekelompok pihak yang
menyatakan semakin rapat jarak antar pohon, maka keuntungan yang bisa
didapatkan dari kayu Jabon per hektar mencapai angka 1 milyar rupiah.
Namun sesungguhnya, asumsi seperti ini adalah
sebuah penyesatan. Sebab, semakin rapat jarak antar pohon akan
meningkatkan resiko tanaman Jabon
terkena hama dan serangan penyakit. Selain itu, kualitas pohon pun
tidak akan sesehat jika kerapatan pohon berjarak minimal 3×2 m. Bahkan,
jika lahan yang tersedia lebih luas, kerapatan pohon akan lebih baik
jika berukuran 4 x 4 m.
Selain bisa meminimalisir serangan hama, jarak
pohon yang tidak terlalu rapat tersebut bisa menghemat biaya biaya
bibit, biaya lubang tanam, pupuk dan biaya operasional lainnya.
Di sisi lain, untuk mendapatkan keuntungan optimal dari penanaman kayu Jabon bukan
sekedar ditentukan jumlah pohon yang ditanam per hektarnya. Sebab,
dengan kerapatan yang lebih jarang, 1000 pohon bisa menghasilkan jumlah
kayu sebanyak 5000 pohon. Hal ini disebabkan, pada lahan yang ditanami
1000 pohon, kondisinya jauh lebih sehat dan berkualitas daripada lahan
yang ditanami 5000 pohon.
Dampaknya bisa dilihat pada nilai jual kayu. Pada
lahan yang ditanami 1000 pohon, bisa menghasilkan kayu berdiameter
30-50 cm yang dikategorikan sebagai super log. Nilai jual kayu berukuran
ini mencapai 1 juta per meter kubik. Sementara pada lahan yang ditanami
5000 pohon per hektar, kayu yang bisa dihasilkan maksimal hanya
berukuran maksimal 20 cm. Itu pun biasanya hanya sekitar 40 – 50 persen
dari keseluruhan pohon yang ditanam. Selebihnya, memiliki ukuran di
bawah 20 cm. Harga untuk pohon berukuran 20 cm, tidak lebih dari 400
ribu per meter kubik. Dari perhitungan ini, bisa diperkirakan berapa
nilai yang bisa didapatkan dari kedua metode penanaman tersebut mana
yang lebih menguntungkan.
Oleh karena itu, disarankan kepada para petani Jabon
untuk lebih bisa berpikir cerdas dalam proses mencari rejeki melalui
penanaman Jabon ini. keuntungan besar bukan sekedar ditentukan dari
berapa banyak bibit yang ditanam. Melainkan cara penanaman pun akan
mempengaruhi besarnya pendapatan yang bisa diperoleh pada saat panen.
Dan berdasar perhitungan secara ilmiah yang sudah dibuktikan di
lapangan, nilai keuntungan yang bisa dihasilkan dari menanam Jabon
per hektar berkisar 250-300 juta. Angka ini diasumsikan bahwa jumlah
bibit yang ditanam adalah 1000 pohon. Sehingga apabila ada pedagang
bibit Jabon yang menyarankan untuk memperpendek jarak penanaman antar
pohon guna mendapatkan keuntungan hingga 800 juta dari satu hektar
lahan, tentu hal tersebut merupakan sebuah penyesatan yang tidak perlu
dipercayai.
sumber tulisan dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar