oleh : Wandi Hartoyo
Jabon :
Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki hutan yang luas.
Bahkan, jumlah hutan di Indonesia diperkirakan memiliki luas 1/3 dari
keseluruhan jumlah hutan yang ada di dunia. Oleh karenanya, Indonesia
dikenal sebagai salah satu produsen kayu terbesar dunia. Hal ini terkait dengan adanya kebutuhan manusia akan kayu yang selalu meningkat sepanjang waktu.
Di
sisi lain, tentu manusia tidak bisa selamanya mengandalkan hutan
sebagai produsen kayu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu yang
digunakan adalah memanfaatkan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan kayu jabon di pasar nasional dan internasional.
Jabon
merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan untuk memenuhi
kebutuhan industri. jenis tanaman ini dipilih dengan dua jenis alasan.
Alasan pertama adalah, kayu jabon ( bukan Jati kebun)
merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki kualitas baik dan
pertumbuhan cepat dunia. Sehingga, jenis ini kerap dimanfaatkan sebagai
bahan dasar untuk membuat produk kayu olahan.
Alasan kedua adalah Jabon
merupakan jenis tanaman yang bisa dibudidayakan secara mandiri oleh
masyarakat. Sehingga hal ini bisa membantu menggerakkan sektor
perekonomian rakyat di sektor riil. Dan dengan adanya budidaya Jabon
ini secara tidak langsung akan membantu pemerintah dalam mengatasi
masalah kerusakan lingkungan hidup serta memelihara keseimbangan
ekosistem alam kita.
Alasan Memilih Jabon
Lalu muncul pertanyaan, jika memang Pohon Jabon
memiliki kelebihan daripada jenis tanaman lainnya, mengapa baru
sekarang diperkenalkan kepada masyarakat? Dan mengapa tidak
dibudidayakan sejak dulu? Salah satu alasannya adalah bahwa penyemaian
varietas tanaman Jabon ini tidak mudah. Sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama sampai kemudian ditemukan varietas
Jabon yang pada saat ini banyak dijumpai di pasaran.
Hal ini berbeda dengan tanaman Sengon yang
lebih mudah disemaikan oleh semua orang. Namun dengan kemajuan
tekhnologi, maka tanaman Jabon kini semakin mudah untuk dibudidayakan.
Apalagi jika mengingat dalam penanaman Sengon, para petani kerap
dihantui oleh mudahnya tanaman terserang hama penyakit. Itulah mengapa
kini banyak petani beralih menanam Jabon yang relatif lebih tahan
terhadap serangan hama penyakit.
Tingginya
permintaan yang tidak diimbangi ketersediaan Jabon di pasaran,
menjadikan hal ini sebagai salah satu prospek yang sangat menjanjikan.
Apalagi, pada saat ini beberapa perusahaan banyak yang beralih
menggunakan Jabon sebagai bahan dasar produksi mereka.
Salah
satu contohnya adalah PT. Hendratna Plywood di Kalimantan. Perusahaan
ini bahkan sudah cukup lama memilih Jabon sebagai bahan baku produksi
plywood mereka. Di daerah Temanggung, Jawa Tengah pun pada saat ini
Jabon sudah menjadi pilihan alternatif beberapa perusahaan serupa yang
sebelumnya memilih kayu Meranti sebagai bahan dasar.
Dan
karena minimnya ketersediaan Jabon di pasaran, menjadikan beberapa
perusahaan rela menanam sendiri Jabon untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Seperti yang dilakukan oleh PT. Serayu Makmur Kayuindo dan PT KTI yang
telah menanam jabon besar-besaran hingga ribuan hektar.bahkan PT Sekawan
sumber sejahtera Temanggung sudah menjalin kerjasama untuk menampung
produksi kayu jabon ,di luar itu kebutuhan kayu dari sentra meubel di jawa tengah saja pernah mencapai rekor 70 kontainer per hari.
Dari bukti tersebut, menunjukkan betapa masih lapangnya peluang pasar Jabon di tanah air. Sehingga bagi yang ingin menjadikan Jabon sebagai pilihan investasi,
kiranya tidak perlu untuk ragu dan berpikir setengah hati. Sebab,
dengan usaha yang serius dan didukung oleh informasi positif akan bisa
membawa sebuah jalan yang lebih baik dalam meraih keberhasilan. Termasuk
dalam usaha berbisnis Jabon ini yang sangat disayangkan ada beberapa petani yang memberi informasi yang seolah olah melebihkan produk bibit jabon mereka dan memberi harga bibit jabon secara persepsi dan menanam dengan jarak rapat dan harga mahal demi mengeruk keuntungan sebesar besarnya.
Sumber tulisan dari Kompasiana dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar